Posted in Fanfiction, Fantasy, KyuMin couple, Romance, The Dawn, WonSoo couple

[9th] DAWN

the-dawn

 

Kyuhyun’s POV

“Hanya seorang pelajar SMA, bekerja part time di sebuah restoran cepat saji. Setidaknya begitulah untuk saat ini. Annyeong, Lee Jonghyun imnida~”

Pria itu tersenyum kaku. Senyum yang masih bertahan, namun seperti tidak punya arti selain basa-basi. Senyum janggal yang ia perlihatkan dengan terlalu dipaksakan sementara aku memelototinya dengan tatap terdinginku, memposisikan ia sebagai lawan yang harus kulenyapkan segera. Hanya… karena aku tidak suka caranya menatap Yeon Min, milikku.

Aku terus mengawasinya sambil mengacak-acak isi pikiranku, mencoba mencari tahu dalam memoriku tentang siapa sebenarnya dia, kenapa dia bisa berkamuflase semudah itu?! Dan hasilnya nihil. Memoriku —yang tentu saja tidak bisa diremehkan, aku berani menjamin bahwa aku memiliki otak yang lebih briliant dari manusia paling jenius sekalipun, Einsten contohnya, hanya saja aku tidak sekurang kerjaan dia yang repot-repot menghabiskan hidup untuk menghitung kecepatan cahaya— tetap tidak bisa menemukannya di bagian manapun dari ingatan hebatku. Kesimpulannya, aku benar-benar tidak mengenalnya.

“Jadi kau?” Heechul mendesis pelan di belakangku, tidak perlu sampai menoleh untuk melihat ekspresinya, aku cukup dapat merasakan pria itu tampak senang, seperti bertemu kawan lama.

“Kau mengenalnya?” selaku, mengganggu acara yang sepertinya akan menjadi reuni itu, aku tidak suka pria bernama Jonghyun tersebut, dan itu alasan kuat bagiku untuk melupakan total acara sopan santun.

Heechul terkekeh tertahan, seperti bisa membaca pikiranku, maksudku ia memang memiliki kemampuan smeacam itu untuk mendeteksi seseorang atau sesuatu hanya dari auranya dan aromanya.

“Ya, dia salah satu yang tertua dan terkuat. Tolong jangan tanya aku jumlah kita sebenarnya ada berapa banyak dan berapa banyak yang ku kenali, aku tidak berminat sama sekali dalam soal hitung-menghitung. Jadi yah, biar kusimpulkan. Aku mengenalnya sudah cukup lama, hanya pernah bertemu sekali ketika ia membantuku yang nyaris dihabisi para pendeta brengsek di daerah Thailand dulu, dan itu terjadi sudah cukup lama sebenarnya, kurang lebih 219 tahun lalu, kau belum tercipta. Sekedar informasi untukmu juga, setelah ia berhasil memakan jantung 13 pemburu sekaligus, tiba-tiba saja ia tampak begitu keren karena memiliki kekuatan baru, dapat berganti wujud seenaknya, tidak seperti aku yang harus menunggu purnama dan berburu jantung suci agar dapat melakukan operasi plastik macam itu, atau kau yang bahkan tidak bisa memilih jenis wajahmu karena usia dan pengalamanmu memang belum mencukupi. Jadi yah, begitulah dongeng dariku, anak manis. Terserah saja kau mau percaya atau tidak,” ujarnya panjang lebar lalu mengendikkan bahu cuek setelah menuntaskan kalimat terakhir.

“Terimakasih atas penjelasanmu,” jawab orang di seberang sana masih dengan senyum palsunya dan sekarang ditambah dengan wajah polos khas remaja. Aissh! Aku benar-benar mengutuk eksistensinya!

“Yah, apa kabar? ku kira kau tidak seharusnya di sini, Dimitri Ivanov Tolstoy,” balas Heechul dalam bahasa Rusia yang…. kalau kau orang Rusia sekalipun, kau tentu tidak akan menyadari bahwa dia bukan dari bagian Rusia manapun maupun belahan bumi manapun, aksennya terlalu kental.

Pria itu tertawa ganjil sebentar, “Haha, kak ya delal prekrasnyye[1]. Rusia membosankan, dan aku sudah tidak menggunakan nama itu, panggil Jonghyun saja.”

“Baiklah Jongie~ jadi, apa tujuanmu kemari?”

“Instingku mengatakan untuk ke sini, dan membunuhnya.”

Ia menatap Yeon Min tajam yang tentu saja langsung kehalangi.

Heechul yang —kukira— mengerti segera melompat di antara kami. Kukira ia benar, karena jika tidak begitu, bisa dipastikan sedetik lagi akan ada pertarungan babak kedua.

“Tenanglah Jongi-ya~ biarkan Kyuhyun menyelesaikannya sendiri, beri ia waktu sampai purnama berikutnya, ia pasti akan melakukannya sendiri.”

Tepat ketika itu, ketika kalimat itu sempurna dan telah tercerna baik dalam otakku, ada satu perasaan baru runtuh padaku. Aku merasa… gemetar.  Satu purnama lagi, dan aku harus membunuhnya dengan tanganku, begitu bukan? Seharusnya ini terdengar mudah, tapi kenapa sekarang…. itu seperti hal paling mustahil untuk kulakukan? Hal paling tidak kuinginkan sepanjang riwayatku.

***

Aku mengerang karena ini sakit. Membuat Heechul terus-terusan mendelik padaku karena menurutnya itu berisik. Ia sedang mengobati lukaku sekarang yang ku dapat ketika berburu makan siang tadi di hutan, yah aku lapar sekali dan butuh jantung singa, yang kemudian kutemukan adalah seekor serigala jantan besar yang menggiurkan, yang sayangnya berbuah luka gigitan besar di leherku. Shimggun memang bisa sembuh jauh lebih cepat dan mudah dari manusia umumnya, tapi tetap saja sementara waktu itu sudah cukup sangat menyakitkan, jika saja aku memang manusia, aku pasti sudah mati kehabisan darah sejak tadi. Heechul hanya menempelkan plester luka yang kelewat banyak di sepanjang luka leherku yang memanjang ke dada. Yang benar saja! Sekarang aku tidak lebih dari boneka bekas yang ditambal. Plester dimana-mana dan tidak ada bagus-bagusnya. Dia itu, guru biologi macam apa sih? Mengecewakan sekali.

“Bodoh! Seumur hidupku aku bahkan tidak pernah sampai diserang binatang buas buruanku sendiri. Kau itu keterlaluan bodoh atau bagaimana? Insting kita ribuan kali lebih cepat dari mereka!”

Pria itu mengomel lagi seperti wanita. Aissh, boleh menguap sekarang? Masalahnya ia sudah mengulangi itu tiga kali dalam satu jam terakhir. Well, aku sendiri dengan keadaanku saat ini, tadi. Bahkan jika ada seseorang melempariku batu atau apa, aku masih sempat menghindar dan balas melemparinya sebelum batu itu sendiri jatuh ke tanah, tapi tadi… kenapa aku bisa seceroboh itu membiarkan serigala brengsek tadi membuatku terhina dengan menggigitku? Menjadikannya terbalik seolah aku lah yang menjadi buruan.

Tadi, mungkinkah karena aku lapar aku jadi seceroboh itu? Selemah itu?

Aku melirik arloji yang terpasang di pergelangan tanganku, lalu tanpa mempedulikan Heechul yang masih mengomel entah tentang apa, aku segera berlari dalam kecepatan maksimalku dan melompat ke satu pohon paling besar yang tampak mencolok di sana, sekitar empat ratus meter dari tempatku duduk tadi. Rekor tercepatku adalah 0,2 detik dengan jarak begitu, dan biasanya tidak pernah jauh-jauh. Sampai dipuncak pohon, aku kembali melihat arlojiku. 1,12 detik! Ada apa denganku?!

Ini… aneh. Tidak! Ini terlalu aneh.

***

“Kau tahu apa itu racun, sunbae?”

Aku mendengus. Pria ini, benar-benar menyebalkan dengan tampang tidak berdosa yang ia buat-buat itu.

“Racun itu… mungkin saja sekarang sedang mengalir dalam pembuluh darahmu dan mengincarmu pelan-pelan,” tambahnya tanpa kuminta dan tersenyum.

Aku menatapnya, merasakan kalimatnya seperti persis ditujukan padaku. Hanya memasang wajah menuntut dan dia mengangguk, masih dalam senyumnya yang tetap janggal.

“Racun di dunia ini sangat banyak, tapi sedikit sekali yang berpengaruh bagi makhluk seperti kita. Graenz’eur miyue, orang Rumania senang menyebutnya Curare-Ange, di sini mungkin Cheonsa-JimHan?, semacam air liur, bagi manusia ini akan menjadi obat paling mutakhir untuk menyembuhkan luka apapun, tapi bagi kita, sebaliknya, racun. Dan benda itu hanya di miliki oleh satu jenis makhluk yang bertentangan dengan kita. Malaikat. Kau tahu? Berciuman dengan malaikat, bisa berefek sebesar itu pada dirimu, kau bisa saja… lebur.”

Aku sudah menatapnya cepat-cepat bahkan sebelum otakku memerintahkan untuk menoleh. Dia menyeringai puas di sana, seperti sudah berhasil membaca pengalaman-pengalamanku. Dan aku hanya bisa tercekat.

Ia mengangkat bahunya cuek. “Aku tidak tahu jalan keluarnya Kyuhyun sunbae. Hanya saja, kau harus bertahan untuk membunuhnya, maksudku menyantapnya sebelum kau mati olehnya. Dia… seberbahaya itu,” dan sekarang ia menepuk-nepuk pundakku dengan cengiran tipis di bibirnya. “Fighting!”

***

 

Heechul’s POV

Aku terdiam mengamati anak itu tanpa dapat melakukan apa-apa. Aku tahu  rasanya, memiliki blackrose yang seorang manusia, makhluk dengan umur terlalu singkat. Aku ingat sekali setiap harinya aku harus merasa takut melihat Fei Yang menua dari hari ke hari yang kadang terlalu cepat berjalan ketika kita menginginkannya untuk diam, lalu sekarat dan mati, menghilang tiba-tiba bahkan tanpa sempat berpamitan padaku. Tapi ia ternyata pergi lebih cepat dari dugaanku. Aku benci karena ingatan itu begitu jelas, acap berputar di kepalaku hampir setiap aku merindukannya. Dan sialnya aku merindukannya sama banyak seperti kebutuhan manusia untuk menghirup oksigen. Rasa sakit ini… lebih sakit dari segel yang coba kutanamkan  di bawah jaringan urat Kyuhyun.

Ia berdarah-darah malam itu, dadanya robek parah oleh sayatan pedang. Dia tidak tahu apa-apa, dia bahkan tidak tahu bahwa aku seharusnya makhluk yang dia hindari jauh-jauh, makhluk yang memiliki insting paling bernafsu untuk mencabik dan menyantap jantungnya. Sampai malam itu ketika kawanan pendeta tua sok suci serta seorang anak muda yang terlalu rupawan yang  merupakan bakal pendeta juga berhasil menemukanku. Padahal kukira aku sudah berhasil menyamarkan keebradaanku, memanipulasi pendengusan mereka dan kupikir aku bisa hidup normal berdampingan dengan manusia lainnya, sedikit berkorban dengan menekan rasa laparku dalam-dalam dan hanya pergi ke hutan sesekali untuk berburu. Kupikir aku bisa hidup damai seperti itu, seperti manusia tapi mereka tetap saja memburuku, dan tentu saja berencana membunuhku.

Kami, aku dan Fei Yang sudah menikah waktu itu, perngucapan janji tentu saja tidak dilaksanakan di Korea yang biasa-biasa saja, tapi kami harus jauh-jauh mendatangi gereja di Swedia, mengadakan pesta mewah yang besar meski Fei Yang sudha ratusan kali memperingatkanku, aku hanya ingin membuatnya terkesan dan seorang makhluk sepertiku tentu saja tidak boleh sederhana, kami juga melewatkan bulan madu yang normal di sana dan sempat singgah di Perancis. Segalanya terasa manusiawi bagiku, terasa begitu… menyenangkan. Sampai mungkin aku lupa bahwa kau bukanlah bagian dari mereka dan tidak pantas bersanding dengan mereka. Para pendeta itu, mereka yang berusaha menyadarkanku, yang sampai sekarang tetap saja kuartikan sebagai pengusikan yang berujung pada dendam. Ya, dendam, memangnya apa lagi? Manusia saja telalu sulit memaafkan orang-orang yang sudah menghancurkan hidupnya sampai titik-titik atom terkecil, sampai tandas tanpa sisa, sampai jika saja aku bagian dari makhluk fana itu aku pasti sudah mengakhirinya dengan menggantung leherku atau menceburkan diriku dari atas jembatan. Saat itu lebur adalah kejadian yang paling kuinginkan, sampai saat ini pun, sayangnya tidak semudah itu. Pertama aku harus melenyapkan mereka dulu, merobek semuanya tanpa tersisa satu potongan pun. Aku sudah melenyapkan semuanya sekaligus malam itu, kecuali satu orang.

Yah, malam mengerikan itu adalah tepat dua bulan setelah pernikahanku yang menyenangkan, yang sayangnya juga berumur terlalu singkat. Seharusnya aku mendengarkan instingku dengan seksama. Pasalnya, malam itu aku merasa panas yang seperti… membakarku. Mungkin juga aku terlalu bodoh karena berpikir menuruti manusia, hanya sedang dalam mood yang buruk kukira, seperti yang selalu dikatakan Fei Yang bahwa mood-ku suka berubah-ubah seenaknya, dan itu yang coba kubenarkan malam itu ketika akhirnya memutuskan untuk berjalan-jalan keluar mencari angin segar, meninggalkannya yang lelap di sisiku. Aku hanya… tidak menyangka malam itu aku bisa memluknya dan merasakan tubuhnya yang hangat serta pacuan jantungnya yang tenang. Seharusnya aku memeluknya lebih lama malam itu, seharusnya aku mengabaikan rasa panas apa saja yang melandaku.

Aku meraba dadaku sejenak, rasanya kosong. Kuharap aku punya jantung jadi aku bisa merasa sesak, atau lebih baik jika aku memiliki airmata. Yang ada hanya visualisasi Kyuhyun dan Jonghyun yang mengabur di indera penglihatanku.

Mereka berhasil membuatku memasuki perangkap yang mereka rangkai dengan bodohnya, aku tidak sadar, yah, bodoh sekali, manusiawi sekali. Mereka bermaksud menangkap dan membunuhku detik itu juga. Para pendeta itu yang merasa mereka paling benar, paling suci. Bakal pendeta itu, yang paling muda di antara semuanya, aku tahu dengan jelas dia yang paling tidak berdosa di antara mereka. Bersyukur dia hanya calon, belum menjadi pendeta yang sempurna, belum melakukan ritual sakralnya untuk bersumpah hidup hanya di jalan Tuhan, membuang semua kebebasan serta keinginan nafsunya. Ck, pilihan hidup yang malang sekali.

Mereka berhasil melukaiku dengan pedang itu, pedang yang dibuat tanpa api dan belum pernha terpercik darah makhluk hidup apapun. Pedang yang didoakan dan diberkati para penghuni langit —surga. Pedang yang memiliki racun malaikat di ujung bilahnya.

Hanya melukaiku sampai cacat, —kalau kau ingin tahu, ada gurat  bekas luka yang tampak cukup dalam memanjang di dada kiri sampai bagian atas perutku, tidak bisa benar-benar sembuh seperti halnya luka biasa yang terlalu sering kualami, tapi tidak sampai membunuhku. Alasannya, karena otak dan hati mereka tidak sesuci kelihatannya. Mereka setidaknya pernah satu kali bermain wanita semasa muda dulu.

Tapi Fei Yang melihatnya. Ia berlari dengan wajah terpaniknya menghampiriku yang kelihatan seperti korban pembacokan besar, darah menyelimuti tubuhku dan tak ayal membuatnya memucat menggapaiku. Dan ketika pria tua berwajah paling tegas mengacungkan pedangnya yang kedua kali untuk membuatku lebih sekarat lagi…. Fei Yang melindungiku. Gadis bodoh itu menjadikan tubuhnya yang fana sebagai tameng untuk melindungiku. Bodoh sekali. Dia pikir dia punya berapa nyawa?!

Aku mengernyit sebentar. Aku tahu dengan jelas Jonghyun tengah mengawasiku ketat dari sudut matanya. Tapi ia hanya membenamkan tangannya di saku sambil terus merecoki Kyuhyun dengan coba bersikap manis layaknya remaja seumurannya. Yang kutahu pikirannya jauh lebih dalam dan luas dari apa yang bisa dibayangkan.

Dia berpura-pura tidak tahu saat aku berjalan menghampiri danau, menampaki bayanganku di permukaannya dan coba terlihat seperti aku baik-baik saja. Masalahnya aku tidak punya cara lain, bahkan cara untuk membuatku terlihat menderita.

Dia memelukku longgar sehingga aku dapat merasakan tubuhnya yang berangsur dingin. Melihatnya bernafas satu-satu dengan sangat sulit, tangannya yang gemetaran menggenggamku erat sebelum akhirnya terkulai. Lalu matanya menutup tidak rela. Disitulah, aku tidak lagi bisa menemukan diriku. Aku menjelma menjadi monster seutuhnya, meraung marah,  tidak lagi peduli itu tidak jauh-jauh dari kawasan pemukiman sehingga siapa saja bisa terjaga dari tidurnya mendengarku. Mataku merah dan sangat panas. Dan yang aku sadari saat itu hanya aku sudah mencabik mereka sehancur-hancurnya sampai lumat hampir dalam waktu bersamaan. Semuanya, kecuali seorang calon pendeta yang sulit kusentuh.

Rasanya panas dan tubuhku memiliki penolakan hebat untuk mendekatinya. Seperti ada labirin tak kasat mata yang menyimpan kekuatan jutaan volt yang melindunginya. Kucoba menenangkan diri, kembali pada fokusku dan akhirnya menemukan fakta bahwa gadis itu di kawal oleh seorang malaikat. Ia… indah. Tubuhnya bercahaya samar sewarna putih edelweis dan aku berani bersumpah bahwa dia adalah makhluk paling cantik setelah diriku tentunya yang pernah kulihat.

Aku mengambil satu kerikil kecil di bawah kakiku lalu melemparnya ke tengah danau sampai menimbulkan percikan yang lumayan mengesankan. Jonghyun masih mengawasiku meski jaraknya kini sudah terlalu jauh jika diukur menggunakan mata manusia. Aku masih tidak peduli. Rasanya ada yang kembali ingin keluar dari tubuhku. Kemarahan. Kemarahan yang amat sangat. Aku tidak dapat membunuhnya saat itu, tapi aku berjanji untuk membunuhnya segera. Dan pada akhirnya, tepatnya dua puluh tujuh tahun lalu, bocah itu mati seperti yang kuinginkan.

Tapi bukan di atas tanganku.

***


 

Eun Soo’s POV

Aku tersenyum setengah menahan geli ketika merasakan lengannya yang panjang melingkar di perutku dan dadanya yang dipenuhi tonjolan abs itu ia tempelkan dipunggungku. Dagunya bergelayut ringan di perpotongan leherku. Tidak hanya itu, ia sepertinya mulai bertingkah atas kediamanku —yang seperti tidak peduli dan terus saja mengelap kaca di depanku— dengan menciumi leher dan rambutku, dan entah sebenarnya apa yang ia lakukan, menimbulkan sensasi menggelitik yang cukup ngeri padaku.

“Kau akan terlambat Siwon-ah,” gumamku akhirnya, coba mengingatkannya tentang jadwal kuliahnya sekaligus coba melakukan penyelamatan pada keadaan jantungku yang mulai kacau.

“Memangnya kenapa?” balasnya dengan gumaman malas, seperti aku adalah tempat tidur yang nyaman buatnya bergelung dan membenamkan diri seperti itu.

“Aissh! Jangan salahkan aku kalau dosenmu menghukummu!”

“Memangnya kuliahku atau dosenku lebih penting daripada kau?”

Rayuan jenis itu lagi. Bodohnya aku tetap saja seperti remaja polos yang akan selalu berblushing ria setiap mendengar ucapan macam itu dari mulutnya. Ia memang benar-benar berbakat menjadi perayu handal, kuakui itu mengingat cara dia berbicara yang memang… yah, suaranya bahkan tampan.

“Wonnie-ya!” sungutku sebal, dan tak pelak itu hanya membuatnya tertawa-tawa senang, aissh. “Cepat berangkat sana!”

Aku mengambil ember berisi air yang kugunakan untuk mencuci kain pel tadi, bermaksud mengancamnya yang sedang dalam keadaan sangat-tampan-dan-segar-dan-berwibawa-dan-wangi-sehabis-mandi itu. Berhasil, ia memundurkan langkah sedikit untuk mengantisipasi gerakanku.

“T-tapi…, ck!”

Ada nada tidak rela dalam suaranya, membuatku geli sekaligus senang. Kuletakkan ember dan kain pelku, mengeringkan tangan sembarang dengan menyapukannya ke celemekku lalu berjalan satu langkah mendekati pria itu sehingga posisinya benar-benar persis di depanku. Perlu mendongak untuk sekedar menatapnya karena tinggi kami yang memang memiliki perbedaan agak keterlaluan. Sepuluh senti dengan aku memakai sandal beralas dan dia telanjang kaki! Membuatku iri saja! Kuharap aku bisa memotong tingginya itu nanti. Jadi aku terpaksa harus berjengit sedikit saat memaksakan diri untuk… meraup bibirnya sekilas. Sekilas saja.

“Apa ini cukup untuk bekal satu hari eoh?”

Pria itu tertawa dalam shock sejenak, sambil mengacak rambutnya salah tingkah. Sikap polos seperti itu hanya sedetik sebelum akhirnya ada kilat baru di matanya yang membuatku sedikit kurang nyaman. Ditambah kemudian seringai tipis yang coba ia pamerkan.

“Kurasa belum,”

Dan dengan itu tubuhku tiba-tiba saja sudah sedikit terangkat. Siwon menarik pinggangku agak memaksa untuk mendapatkan posisi yang tepat untuk mendaratkan bibirnya yang tebal itu pada milikku. Tidak hanya sampai di situ, ia juga melumatnya seperti seorang anak yang kelaparan. Aissh, seharusnya aku merasa kesal bukannya membalas dan menikmati ini! Umpatku dalam hati, sebisanya menahan diri agar tidak terkesan jalang atau bagaimana.

Aku hanya… kelewat merindukan pria ini.

PRANGGG!!!!

Aku dan Siwon sama-sama terkesiap oleh suara sesuatu yang sepertinya pecah itu, serta-merta menarik diri dari pagutan kami yang lumayan panas dan hampir saja —lagi-lagi— membuatku akan kehabisan nafas. Aku menyapu sudut bibirku kasar sebentar sebelum mengedarkan mataku menemui asal suara tadi. Dari jendela kaca yang tadinya kubersihkan, aku bisa melihatnya, sebuat pot kecil berisi mawar putihku yang belum lagi mekar, yang letaknya persis terapit oleh pot-pot lainnya secara aneh pecah tanpa sebab, tanpa ada tanda-tanda seseorang atau sesuatu telah membuatnya —yang bahkan dalam posisi tidak berpotensi untuk menjadi satu-satunya yang jatuh— jatuh begitu saja.

Siwon sempat mengernyit memperhatikan tanaman itu, bisa kulihat dari sudut mataku. Ia hanya tidak melihatnya, apa yang aku bisa lihat, atau setidaknya apa yang dapat aku rasakan.

Aku berputar beberapa derajat untuk kembali menghadap pria itu, menarik ujung-ujung jaketnya agar ia juga melakukan yang sama, menghadapku. Bukannya bermaksud melanjutkan kegiatan tadi, aku hanya membereskan bajunya yang tampak tidak cukup sempurna dalam hal kerapian untuk seorang Cho Siwon. Tidak sampai satu menit, beres sudah. Aku menepuk-nepuk dada yang terlapis jaket itu pelan kemudian menyedekapkan dada dan memandanginya dalam tatapan menilai, merasa puas pada hasil dandananku.

“Kau sudah siap, pergi sana cepat!” ujarku sambil memanjangkan tangan untuk meraih tasnya yang terletak di atas meja makan lalu memakaikannya pada Siwon, pria itu hanya pasrah dan senyum-senyum saja seperti anak SD yang belum bisa memakai pakaiannya sendiri dengan benar.

“Tapi berjanjilah akan ada bekal tambahan ketika aku pulang,” pintanya setengah merengek, setengah lagi menyeringai.

“Ck! Kau tidak akan mendapatkannya jika kau terlambat!”

Dengan itu aku mendorongnya sampai akhirnya pria itu mau beranjak dari posisinya semula walaupun kentara sekali tidak relanya. Dari kaca jendela besar tempatku berada, aku bisa melihat pria tinggi itu terburu-buru berlari berbelok dari taman, melewati jalanan sempit dengan bebatuan koral sebagai lapaknya untuk kemudian masuk ke dalam mobil audi putih yang sudah terparkir di halaman. Ia tampak melompat gesit agar secepatnya bisa masuk, gayanya sudah seperti bintang iklan produk deodoran saja!

Sampai beberapa menit setelah mobil yang dikendarai Siwon menghilang dibalik tikungan jalan setelah melewati pintu gerbang otomatis, suasana hening kembali. Mendadak aku merasa tidak rela pria itu pergi, seperti aku menyimpan trauma yang besar tentang kehilangannya. Padahal aku hanya harus meyakini bahwa ia akan kembali kesisiku dalam hitungan empat atau lima jam dari sekarang. Tidak terlalu sulit menunggu selama itu bukan?

Benar, jika saja pikiranku tidak sekacau seperti sekarang ini.

Aku menggeleng kuat-kuat dan coba berpikir tidak akan ada apa-apa yang terjadi, atau lebih tepatnya, tidak ada siapa-siapa di sini, selain aku tentunya.

Jadi aku meraih ember yang kupakai tadi kembali, melakukan kegiatanku semula yaitu membersihkan jendela. Aku mendadak rajin? Aku hanya terlalu menyukai pekerjaan ini, setidaknya tidak terlalu melelahkan seperti misal beres-beres atau berbahaya seperti memasak. Keuntungan berikutnya, aku bisa menikmati suguhan mawar-mawar putihku dan kawanannya dari kaca jendela yang sedang kubersihkan.

Aku hampir menjadi tenang dan kembali bersenandung. Kukatakan hampir karena kemudian mataku jelas-jelas menemukan siluet hitam yang tampak terlalu kontras ketika berdiri di bawah siraman matahari pagi.

“Sé Dian?” desisku, coba menampakinya benar-benar.

Makhluk dengan postur mengesankan itu menatapku tajam sepertinya. Entahlah, aku sedikit kurang jelas karena sinar matahari menjadi berkali lipat lebih silau ketika memantul melalui sayap hitamnya bukannya menjadi terserap seperti teori cahaya yang pernah kudengar. Ia mengepakkan sayapnya lambat sesekali dalam cara penuh wibawa. Malaikat kematian. Menurutku ia terlalu menjaga image itu.

Sekarang semuanya mendadak seperti terbalik setelah ia berada dalam jarak lebih smepit denganku, hanya beberapa senti dan di batasi oleh kaca jendela. Sayapnya yang lebar itu menutup akses cahaya yang dari tadi menembus jendelaku sehingga suasana yang dapat ditangkap mataku berubah menjadi gelap. Dan dengan itu aku justru bisa lebih jelas menatap makhluk di depanku ini. Semuanya masih sama, tidak ada yang berubah darinya, tidak sepertiku. Manik matanya yang terlalu hitam cukup untuk membuatku merasa sedang di ambang kematian ketika ia menatapku.

Wae?” sergahku sedikit terganggu dengan sorot benci dimatanya itu dan merasa heran sendiri.

Ia membuang muka sedikit untuk mendengus, lalu menatapku lagi sama dengan mengurangi sedikit ketajamannya. Sekarang levelku pernafasanku turun menjadi sekarat.

“Kau hampir membuatku mati cemburu,”

Dingin, datar, tapi ada kemarahan yang jelas dari kalimatnya. Aku mengernyit sebentar sebelum mulai mengerti arah pembicaraan ini. Tapi untuk apa ia cemburu?

“Malaikat tidak bisa mati,” jawabku alih-alih menyuarakan pertanyaan konyolku barusan.

Sé Dian, makhluk bersayap paling hitam itu… ini pertama kalinya aku menyaksikan perubahan sorot matanya yang seolah berbicara setelah ribuan dekade ia hanya seperti patung yang kupikir memang dirancang untuk tidak memiliki ekspresi. Tapi kali ini, aku bisa melihat matanya yang menatapku marah, lalu berubah sendu. Ada kilasan luka seperti yang pernah kulihat waktu itu, hanya saja sekarang lebih dekat jadi aku bisa menampakinya lebih jelas.

Ia menempelkan telapak tangannya di kaca, bersikap seolah-olah ia sedang menyentuh wajahku.

“Di situlah masalahnya,”

Aku tidak bisa melakukan apa-apa selain coba memahami luka macam apa dalam matanya itu. Gagal, aku bukan pembaca pikiran yang baik. Yang bisa kusimpulkan secara acak hanya… bahwa sepertinya dalam sistem kerja pikirannya mati itu adalah salah satu kegiatan yang menyenangkan. Yeah, tapi kurasa aku juga pernah mengalami itu. Ketika orang yang kau cintai pergi, maka ribuan tahun pun tidak akan bisa menghapusnya, sakitmu akan tetap sama, bahkan seperti tanaman, tumbuh dan berakar, mengurat-daging dalam setiap sel tubuhmu. Sialnya, ketika seorang malaikat jatuh cinta, tidak ada lagi hal sederhana. Malaikat hanya bisa mencintai satu kali, dan dengan sleuruh hatinya.

“Ar-Leith,” Sé Dian mengetukkan satu jarinya di kaca, membuatku tersadar. “Aku kesini membawa tugas untuk mengantarmu kepada Pyrina-mu.”

“Kau?! Malaikat kematian?!” tanyaku sedikit agak berteriak karena kaget. Tentu saja. Tugas seorang seperti kaum Sé Dian hanya seputar menarik roh-roh dari tubuh mereka dan tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan Pyrina­-ku.

Seolah mengerti dengan rentetan pertanyaan yang sepertinya sudah terbaca jelas dari kerutan di keningku, makhluk itu mengangkat bahunya cuek.

“Dan mengakhiri nyawa-nyawa yang seharusnya.”

***


 

Yeon Min’s POV

Rasanya aku seperti sedang berjalan lurus di suatu tempat yang tidak ku kenal, tapi anehnya setiap seluk-beluknya kupahami benar-benar. Ada lorong-lorong panjang dikelilingi tembok tinggi bercat putih tulang. Tembok-tembok ini seperti labirin yang kelewat aneh. Aku terus menyeret kakiku melewati lorong yang seperti tanpa ujung sampai akhirnya entah bagaimana aku menemukan jalan keluarnya. Sebuah lubang di tembok ujung yamng membuatku harus merunduk demi mengeluarkan tubuhku.

Pertama kali kakiku menginjak tanah itu terasa ada yang ganjil. Lalu ketika aku sudah dapat berdiri dengan benar menggunakan kedua kakiku di tempat yang lebih asing lagi ini, aku merasa seperti tidak bernafas, seperti tidak ada oksigen sama sekali di sini. Aku berjalan pelan dalam langkah-langkah ragu, takut bercampur penasaran.

Tempat ini, tidak ada apa-apa di sini. Sejauh-jauh yang bisa dipandang ke arah manapun maka akan selalu sama, hanya hamparan tanah pasir berwarna abu-abu dan benar-benar tidak ada apa-apa selain itu di atasnya semisal rumput atau apa. Dengan ini kujamin siapa saja tidak dapat membedakan utara dan selatan atau sudah kemana saja ia melangkah. Ketika aku menatap langit, matahari atau awan-awan itu tidak ada, langit sepenuhnya berwarna abu-abu kusam, tidak ada semburat warna apapun lagi sekeras apapun aku mencoba untuk menemukannya.

Min…

Seseorang memanggilku, suaranya jelas tapi tidak dari mana-mana, leherku sampai sakit untuk melihat dimana kira-kira suara itu berasal, tidak ada siapa-siapa.

Aku terus berjalan dengan kakiku yang telanjang menjajaki pasir lembut yang bercampur kerikil. Sampai akhirnya aku menemukan sebuah siluet samar, seperti bayangan transparan. Aku melihatnya, Eun Soo eonni, atau… Ar-Leith. Dia memiliki sayap yang sangat bagus, membuatku hampir tidak bisa mengatupkan kembali mulutku. Ia tersenyum melihatku dengan lesung pipinya yang sama, hanya sekarang ia terlihat lebih bersinar seperti tanpa beban. Mengulurkan tangannya padaku.

Aku berjalan mendekatinya namun belum berani untuk menyambut uluran tangan itu, masalahnya ia terlihat terlalu mewah dengan semua itu. Tapi ia terus saja tersenyum dan seolah menungguku untuk meraih tangannya, jadi aku menurutinya meski ragu.

Sayapnya…. cahaya dari kedua sayap miliknya perlahan meredup lalu mati. Lebih parah, sayap itu perlahan-lahan memperihatkan sobekan-sobekan di setiap sisi, dan berdarah-darah. Aku merasa tidak sanggup melihatnya tapi pegangan pria itu begitu kuat di tanganku, berkebalikan dengan ekspresinya yang tampak menahan banyak sekali kesakitan. Ia, anehnya tetap saja tersenyum bahkan ketika sayapnya sudah habis, tersisa tulang-tulang rangka yang rapuhh yang sekrang juga rontok sampai tidak ada bekas apa-apa lagi dari sayap itu.

“Waktunya sepertinya sudah habis, sayapku sudah benar-benar hilang.”

Ia menyengir, aku tidak mengerti, ini ganjil sekali. Ia melakukannya seolah itu hanya ia barusaja menghabiskan sepanci ramyeon yang memang miliknya, sama sekali bukan apa-apa.

“Min, sayapmu…”

Eoh?” aku mengernyit, tidak mengerti dengan arah tatapannya.

“Keluarkan sayapmu,”

“A-apa?!”

Saat itu juga pikiranku terpecah karena punggungku yang terasa penuh, ringan, namun sesak. Seperti ada sesuatu yang menjejalinya dan harus kukeluarkan segera. Tidak butuh waktu lama sampai kemudian aku merasa sedikit lega karena benda itu berhasil kusingkirkan. Ah tidak, kukeluarkan. Di saat yang bersamaan juga, aku terperangah hebat melihat sayap yang sama dengan yang ada di belakang Ar-Leith tadi sekarang berpindah menjadi di punggungku, menempel persis, seperti memang menyatu dengan tulang belikatku dan ruas-ruas tulang belakang. Sayap besar berwarna antara putih dan agak jernih yang bercahaya dan berbau wangi yang kental. Ketika pikiranku coba menyuruhnya untuk bergerak, sayap itu mengepak lambat dengan ringannya, rasanya tubuhku seperti akan diangkat. Aku nyaris lupa diri dan sibuk bermain dengan sayap itu sampai akhirnya manik mataku kembali menemukan Ar-Leith, penampilannya seperti Eun Soo eonni yang sekarang, terlalu jauh berbeda dengan yang pertama kulihat.

“Sudah waktunya, Min. Ketika sayapmu keluar, maka tugas ini sepenuhnya menjadi milikmu. Mereka hanyalah kesalahan yang diciptakan persengkongkolan iblis, jadi musnahkan semuanya.”

***

Aku segera terbangun dalam keadaan merasa aneh. Aku mengedarkan pandang pada sekeliling, melihat bahwa tidak ada yang berubah dari tempat ini, aku masih tidur di bawah pohon yang sama yang rantingnya dibuatkan Kyuhyun sebagai tempat tinggal sementara yang baru bagiku, ia mengatakan bahwa sore ini juga kami akan kembalii ke apartment yang ditempatinya dulu jadi aku bisa tidur dengan layak sejak rasa lelah terlalu banyak menyita waktuku, menyuruhku untuk selalu mengantuk dan tidur. Tapi pria itu tidak menunjukkan tanda-tanda keberadaannya di sisiku, pun aromanya. Ia mungkin sedang berburu, pikirku.

Aku mendudukkan diri dan segera terkejut ketika menatap langit. Mendung, mendung yang berwarna abu-abu kusam, mau tidak mau mengingatkanku pada mimpiku tadi. Terlalu familier, banyak kemiripan di sana-sini.

Sesuatu terasa melewatiku dengan cepat, kelebat hitam. Dan ketika aku memutar pandang menuruti arah lesatan itu, aku menemukan dua makhluk berdiri pada dahan pohon di sebelah pohon tempatku sekarang, kira-kira dua meter dariku. Seorang yang kukenal, Eun Soo hyung dengan senyumnya yang terlalu mirip seperti di mimpiku tadi, dan seorang pria berpostur semampai dengan sayap hitam mencolok. Aku fokus menatap makhluk itu, sayapnya terlihat kasar dan berbahaya, pakaiannya berupa lilitan rumit berwarna hitam kelam, matanya terlalu tajam. Kesimpulanku, dia terlalu mengerikan. Yang janggal adalah dia menatapku dengan sebuah senyum tipis yang tampak canggung seperti itu bukan hal biasa ia melakukannya.

“Selamat datang, Min.

***

Note: Hallo semuanya, maaf membuat menunggu lama *bow*

InsyaAllah The dawn chap akhir akan aku post minggu depan, mungkin selasa atau rabu. Chapter itu akan aku buka untuk satu hari, setelahnya mungkin akan aku password atau privat. So please anticipate it >,<

 Mohon maaf atas ketidaknyamanannya.

 


[1] kabarku baik-baik saja

Author:

Pluviophile Dendrophile

115 thoughts on “[9th] DAWN

  1. first kah? Kyaaa aaa keren! tapi ada yg buat aku jadi makin bingung?.-.
    aku bingung nya sama perubahan scennya, misalkan Heechul awalnya lagi bertarung trus tiba” ada di danau??
    trus ada kata” yg kurang pas nih oen ” Seorang yang
    kukenal, Eun Soo hyung dengan senyumnya
    yang terlalu mirip seperti di mimpiku tadi,” itu bukan “Hyung” tapi “oenni” udah cuma segitu aja, over all keren ceritanya gak sabar nunggu next chapternya, oh ya ngomong” kalo di protect cara dapetin passwordnya gmn ya? aku takutnya gak sempet baca di hari itu. well, sekali lagi aku mau bilang aku sukaaaaaa banget sama ceritanya. ini termasuk ff favorite aku loh! semangat ya! (9 ^0^)9

  2. Akhir’a keluar….
    Duuhh k0q makin belibet y crita cinta’a yeon min ma kyuhyun?…
    Happy ending y e0n??? Pliss… Plisss…

  3. Ahh . Akhirnya keluar juga ff favorite aku 😀
    Ff ny akeren as always
    Duh bingung mau komen Apa -__- ff ini menurut aku udah sempurna , cuman tadi di akhir ‘eunso eonni nya keganti eunso hyung xD
    Over all daebak
    Endingnya moga aja happy ending 🙂

  4. hoaa! keren! kok udah mau habis aja ini?? gimana caranya mereka saling menghabisi? penasaran XD
    eh itu ada typo nya juga tuh, eon ._. hm, ga masalah jg sih *plak

  5. yeon min galau. antara kerjain tugas atau kyuhyun. gtu jga kyuhyun, antara hrs ngbunuh atau ngelindungin yeon min. makin geregetan aja.

    sè dian di situ, mksd-ny bwt cabut nyawa makhluk yg bkal mati chap terakhirkan ?

    ngmg2 utk dapetin password ff yg dprotek cra-ny gmn ? mnt dr e-mail, bisa ?

  6. part ini waah..
    no comment dah miss nay ._.V ,
    yg pst daeeebak as always.
    hrs ingt2 jdwl share part ahr ini mah jgn smpe kduluan d pw ~.~)
    Dah d publish lg, thanx nay.. 😀

  7. Ini keren banget dan bener2 gk kebaca akhirnyaaaaa
    udh lama bgt gak ngunjungin blog ini…
    keren banget sumpaaaaaah
    dan gak nyangka udh mau chapter akhir????
    pengen romantisme lagi pliiiiis…
    thumbs up!!

  8. yeah ampir aja ku matiin my kompi nekat buka ehh di poss
    aduh rumit rumit bikin n\gerengetan pada mo saling nge-kill gk tau apah dibrita tadi kikilnya dipoles pormalin iiih atut
    tuh tiang listrik juga ampyun tua amir tah ….apa perlu ditiru tuh obat awet mudanya ….#deathglare jonghyun
    yaelah miris banget nasib bang chullie …kiraain cewenya dijadiin cemilan juga #puk puk bang chullie
    whaaatsss bang wonnie beneren bikin adek buat yeon min otak yadong mode om om girang #ck ck ck terlaluh
    eunwon mang dah ”still in to you ” masing2
    jiah jd bang ilwoo memendam rasa ma ar leith pi yg diidemin gk ngerasa #ilwoo-nya buat akuh aja stress mo pilih sapa ma jonghyun ketinggian
    siip ku tunggu the next
    gravatarnya bikin ngiri napah bang kyunienya maen peluk2 gituh .heart attack nih …
    i luv ya ….

  9. aku bacany telat yah..
    yeon min udah ngeluarin sayap …
    tp kata* dr eun soo “musnahkanlah semua” kyuhyun termasuk g y?
    haduh tambah penasaran.
    walaupun nasih ada typo sedikit tp tetep daebak eonn..
    next chapter aku tunggu 🙂

  10. aku baca aku udah berhasil baca semuanyaaa *gegulingan*
    ini cerita ‘dark fantasy’ yang awalnya jujur aja aku ga ngerti *plak. tapi makin kesini makin jelasss~~ dan makin penasaran juga >3.<

    1. tentang sudut pandangnya kyuhyun terus sama penjelasan shimggun *bener ga tuh* nah itu. agak rancu tapi makin kesini mulai ngerti eon wuahhh daebak dah eon kkkk~

      eon, tapi kenapa, kenapa chapter 10nya diprotect . aku belom baca. aku penasaran, huaaaa tegaaaaa TTATT

  11. hiaaaaa uda jadi malaikat. brarti putus dong sma kyu? hua jangan dong T^T
    yeon mib jadi dark angel aja ron. separo angel separo shimgun. dark angl. yayaya. sitan pan kalo beneran putus nantinya.
    part10 d tunggu ㅋㅋㅋ

  12. annyeong…new reader.. Jenny imnidaaaa….

    hmmm…stlh bca ff The drawnmu ini,,,, sepertix dirimu mmg sgt brbkt mnjd pnulis hebat….
    unik n gk biasa crtax….bsa sklian bljr istilah ato bhsa dr ceritamu…

    aku sukaaaaa crtax…..

  13. Selaluuu kereenn…
    FF yg selalu aku tunggu…
    Tpi ngakak masa eon pas baca bagian
    “Ia tampak melompat gesit agar secepatnya bisa masuk, gayanya sudah seperti bintang iklan produk deodoran saja!”
    Hahaa.. Bayangin siwon jadi model iklan deodoran.. ㅋㅋㅋㅋㅋ

    Eon, kalo di pw.. Aku bakal dikasih pw nya kan.. Yah.. Yah.. (づ ̄ ³ ̄)づ

  14. keren chingu ceritanya,, tpi aku bener” berharap klo yeo min itu jadinya sma kyu..
    ogh yagh chingu nanti klo ep terakhirnya udah di private kira” aku minta PW nya gmn yagh chingu???

  15. Ahh,, untung sempet buka ff-nya.. Kalo gak udh diprotect. Kkkkk
    Eon, mau koreksi ya, itu kalo gak salah ada tulisan yamng itu yang kn? Trus yg bagian eun soo hyung itu seharusnya eonie bukan? Sorry kalo terlalu sok tahu. Kkkk
    Tapi utk keseluruhan ceritanya bagus..

  16. koq gt…
    k0q cm 1 hr thor…???
    mdh2n g ketinggalan….

    tg ne keren…

    b.a.b.o storyny thor?….

  17. Akhirnya keluar juga lanjutannya,konflik makin seruuu n makin kerenn… Bener2 cinta Nya rumit banget,kasian kyu sama yeon min next part di tunggu..

  18. kyaaa akhirnya di post juga~~ wah makin daebakk >,<b cuma ada beberapa typo aja thor.-. overall, daebakk!!
    wah mudah mudahan bisa baca hari itu, tapi kenapa cuma sehari thor :(?takut lagi ga bisa baca 😦

  19. aduh gimana ya dengan kelanjutan kisah kyumin yang semakin complicated dan menuntut untuk saling membunuh? ga tega kalo salah satu di antaranya harus ada yang mati. disini gaada scene untuk mereka juga ya eon? ah, itu akhirannya… yeon min mau dibawa kemana? ada typo dikit sih, tapi gapapalah, masih diampuni(?) haha. yah yah, eon, kenapa cuma 1hari? *mengingat diriku yang tiap hari buka internet, huhu* panjangin jadi 1bulan bisalaaah~ *nawar* haha

  20. mau pakai bahasa Rusia atau apapun, orang Korea mah tetep sipit #kagaknyambung (ngomong english aja aksennya kagak jelas, apalagi Rusia *plakk)

    Heechul itu sebenernya wanita yang terperangkap dalam tubuh pria, makanya suka ngomel, apalagi ngadepin makhluk macam Kyuhyun 😀 *peace petals*

    entah aku lupa atau kelewatan pas bacanya, aku rada bingung sama hubungan Siwon – Eunsoo kenapa langsung pelukan Gak canggung gitu.

    tadi aku kira calon pendeta yang ngebunuh Heechul itu Siwon tapi ternyata seorang gadis yaa? Eunsoo kah?

    itu paragraf terakhir Eunsoo nya typo kali yaa pake Hyung (:

  21. waaa bentar lagi ending yaaa ….

    admin

    cara penyampaiannya bhsnya mudah dimengertinya g ribet….
    kalo di private q minta ya paswordnya hehehehe….. kirim ke emailku

  22. ahhh part 9nya kependekannnn nay -__- . Bukannya kmaren ar leith itu di culik koq sekarang udh balik ke siwon ? gak bakal rela kalau salah satu dari mereka ada yg mati T_T . Gak tau kenapa ya aku jd fokus sama EUN SOO-Siwon couple ?karena last partnya nanti di gembok aku harus rajin2 buka wp mu nih kkk~

  23. Disatu sisi Kyuhyun harus membunuh Yeon Min yang ‘berbahaya’
    disisi lain Yeon Min harus melaksanakan tugasnya: memusnahkan klan Kyuhyun -Shimgun-
    kesalahan yang diciptakan persengkongkolan iblis *aku suka katakatanya*

    koreksi eon itu dibawah ada typo dikit.

  24. Bisakah, bisakah mereka melakukan itu.
    Ahhh, kisah cinta mereka makin belibet.
    Masih berharap bakal happy ending, tapi apapun endingnya terserah eon, aku bakal tetep suka.

    *ini komennya ketinggalan harusnya dibawah kata: “aku suka katakatnya”
    kkekekeke~

  25. amazing as always. Nothing else to comment. Can’t wait for the next also the last chapter. I can’t believe it will be ended soon 😦

  26. Huff akhirnya publish juga 🙂
    Wah ini keren banget ceritanya gk ketebak
    Sempet bingung eun so ” eonni ” ” hyung ” ?

  27. Huaaa aq telat baca nih gara2 kmren rim bb eror jadi males aktfin…taunya udah di post telat deh aq…

    Makin seruu nih,,pengeng tau end nya udah kburu di protect…hehehehe tak sms nanti ya thor…

  28. keren bngt thorr…. 😀
    bca nya bikin tegang xD
    thor, boleh minta pw yg part 10 ?
    *muka melas
    *mau nangis

  29. Saiia lagi2 telat ><
    Eh iya, se dian jth cinta juga yah sm eun soo? Aigooo, akan jd persaingan yg gimana nih…
    Pnsrn, mw lnjut part endingnya 😀

  30. Annyeonghaseyo naneun widhi imnida. Aku reader baru di sini eon,gak sengaja nemu blog mu eon. Bolehkah aku membaca karya mu?

    Khamsahamnida.

  31. Hedeh! sii Chul dari awal udah makhluk “luar biasa” ya?
    Btw eonni, footnote nya ga ada u,u jadi ga ngerti mereka ngomong apa pakai bahasa Russia~
    itu Yeon Min lagi dalam bahaya ya… aigoo jgn kenap2 lagi dong. kasian kyu u,u

  32. maaf baru komen…
    overall ceritanya bagus,walaupun ada typo dikit,but it’s ok l.a…:)
    segitu aja komennya,hehe…;)

  33. Naya eon,ada typo di situ.mendadak eun soo jd namja,kkk
    baru buka blog punya eonni,skali liat ada 3 ff muncul. ><
    Wah,Yeon min sma kyuhyun bisa-bisa perang ntar,mengingat tugas yg dikasih Ar-Leith k min.# reader sok tau
    Semoga happy ending*doa bareng siwon*
    Terus semangat nulis Naya eon!! 🙂
    Aku mau baca FFmu yg lain. :p

  34. annyeong.. new reader imnida. aku suka sama tulisan Naya-shi (bingung mau manggil apa)
    aku emang suka baca fanfiction cho kyuhyun. tapi jarang yang fantasy kaya gini. ini…. tulisanmu ini… amazing 🙂 awalnya aku cuma baca sekilas. tapiii.. ini ga pantes cuma dibaca sekilas. akhirnya dengan senang hati aku baca ulang ff mu. aku baru hari ini berkunjung di blog mu. ternyata… aku langsung jatuh cinta sama tulisan sang author disini. dalam satu hari ini aku langsung baca the dawn dari part 1. and.. aku stuck disini. why?? part end-nya diprotect huhu.. jadi bolehkah aku mendapatkan pw mu? tentu atas ijinmu dulu.
    sebelumnya.. maaf aku ninggalin comment-nya baru di part ini. karna menurut aku, bakal lebih mudah dibaca Naya-shi.
    maaf malah jadi kaya curhat hihi

    sekali lagi salam kenal.. 🙂

  35. Calon pendta yg berhasil lolos itU kyu mksdnya ?
    Haduh pnasaran m smuanya . . .
    Tentang heecul ?
    Se dian terhadp eun so0. .
    Tp td agak bngung soalnya ada tUlisan “eun soo hyung” bukanNya eunso0 itU ye0ja ?
    Next part final . . .tp ke pRotect

  36. drii awal ampe sampe tahap part mau finish selalu kereeen s always.. sepuluh jempol abang upil buat kamuu kekeke
    huaaa.. ikuut gegalauan nebayangin gmn nasib kyumini kopel dilema tugas yg susaa dlakuin >__,<

  37. Always great like usual..
    Ff mu bikin penasaran eon..
    Gimana kelanjutan KyuMin?
    Baik Kyu atau Yeon Min sama2 punya tugas musnahin mereka ber2. Aaaaah penasaran endingnya

  38. Yeah,,
    akhrnya hmpir usai . . .
    Agk byk typo d chap ini naya,
    but nevermind,
    over all crtanya ttp seru kq!
    *tepuk2 pundak naya*
    🙂

  39. Jadi yeon min harus membunuh kyuhyun ya?!
    Dan kyuhyun juga harus membunuh yeon min gitu?!
    Hah….apakah yang akan dilakukan oleh mereka berdua?!siapa yg akan beerkorban?!ato keduanya mati?!
    Lanjuuut

  40. Kyaaa,,, daebakk,, daebakk abiss onn,,
    suwer krenn bgt nii critaa..
    Ap nnt yeonmin yg bkal ngebunuhh smua shimggun itu ya onn??
    Termasukk kyuu..
    Psti dy gg bkal sanggup dehh..

  41. Itu kyuhyun knpaaa, udh melemahkah. Hmm aku rada bingung sma part eunsoo yeonmin di mokpo, trus hujan”An dan tiba” min nyelimutin soo. Kurang suka juga, min lagi ilang sma kyu eh WoonSoo mlh mesra”an hehee tp ini pndapat pribadiku doang ya. Endingnya di protek, cara dapetin pw nya gimana ya

  42. Huaa,. Jangan pisahkan kyu dan yeon min, semakin rumit ehh 🙂

    tapi ttap tdk mengurangi ke-Daebak’an FF ini 🙂

  43. Terlalu keren…tapi ada sebagian yg menggangu pikiran,kurang mengerti atau aku memang tidak mengerti..tapi ini keren,tpi sayang sekali part terakhir tidak bisa membacanya -,-

  44. “the dawn” ny keren, tp mnurt aq lbh baik flashback ny d ksh tw,biar readers ny gag bingung…
    Wkt yeon min ny lg sush,kog siwon sma eun soo ny lg happy, kya gag ad feeling bhwa ank ny dlm bhaya…
    Jgn trsinggung n marh y thor,it kn cm pndpat aq aj #peace…

  45. aku makin pusingggg….
    susah buat bener2 paham sama ceritanya..
    itu berarti eunsoo ninggal y?? apa gmn??
    trus itu yeongmin brarti harus siap2 musnain kaumny kyu gitu?? trus knp tbtb siwon n eunsoo jd so sweet gitu? bukanny siwon ngg inget y.. apa grgr mimpiny itu y..
    intiny aku pusing…
    boleh minta pw part 10 ngg???
    kirim lewat email ku agapo232@gmail.com
    gomawo author xD

  46. chinguuu aku minta PW Part 10 endingnya 😦
    plissss
    aku reader baru yg memperkenalkan dri d part 1
    d bacakah ??? hhehehe pliisss

  47. Knpa jd yeon min yg di kasi tugas, jd yeon itu harus membunuh kyu beserta jenis yg sama dengannya.
    astaga masa iya yeon tega bunuh kyuhyun, tp jika di satukan juga gk mngkin.

  48. astaga!! gak mungkinkan kalo kyuhyun-yeon min saling membunuh akhirnya…
    oenni, aku ninggal jejak aja ya disini, brb baca part selanjutnya 🙂

  49. anyeong
    jadi sudah waktunya ensoo pergi? apa siwon akan tau?
    se dian , suka ya ma eunsoo, ya ampun,
    apa kyu min bisa bersatu, haha
    ni ff keren , keren ,

    @_@fighting

  50. OMG !? ngebayangin siwon.brmanja manja ria smaa eun soo lucu ihh…
    hdeuhh – apakah critanya sad ending ???

  51. 1 part lg ending…
    yeon min’y bntar lg jd malaikat.
    gmn nasib kyuhyun ya??
    rela kh yeon min ngebunuh kyuhyun..
    ah,penasaran..
    trus ilwoo itu tenyata suka sm eun soo ya,pntes aja wkt eun soo di adili pandangan ilwoo lain.

  52. Apa sdh saat nya yeon min menanggung beban mjd malaikat???
    berarti yeon min jg harus memusnahkan kyuhyun,,,huwe????
    otthoke??????apa yeon min sanggup atau dia bkal milih jalan spt ibuny eunsoo???

  53. yeon min blm nyadar apa klu dia udh jd malaikat seutuhnya ? apalg tugasnya itu hrs memusnahkan kyu juga . sanggup ga ya dia lakuin itu ?

  54. Endingnya kek gmn eonni? Aku lihat kek ada sequel dr ff the dawn.. brarti blom brakhir spnuhnya dong di chapter akhir?

Guest [untuk kamu yang tidak punya acc *cukup masukkan nama & email**email aman*] | [Bisa juga komen melalui acc Twitter & Facebook]